Dr H Edy Wuryanto S.Kp M.Kep, Dari Desa untuk Desa
DILAHIRKAN dari keluarga petani, di sebuah desa yang jauh dari akses pendidikan, tidak membuat Edy Wuryanto surut dalam mencari ilmu. Meski begitu, dia harus tetap menempuh perjalanan dengan sepeda ontel sekitar 12 KM setiap harinya untuk melanjutkan pendidikan SMP dan SMA.
‘’Saya bersyukur mendapat beasiswa dalam menyelesaikan Pendidikan Sarjana (2007) dan Magister (2010) di Universitas Indonesia Jakarta serta Program Doktoral (2017) di Universitas Gadjah Mada Yogjakarta. Semua itu untuk mendukung karier sebagai Dosen PNS yang ditugaskan di Universitas Muhammadiyah Semarang,’’ ujar Edy.
Aktif di berbagai organisasi kesehatan, terutama sebagai Ketua PPNI Jateng, Wakil Ketua Forkom Organisasi Profesi Kesehatan Jateng dan Asosiasi Perguruan Tinggi Kesehatan Jateng, ia sering dihadapkan pada kompleksitas masalah kesehatan, pendidikan, profesi tenaga kesehatan dan juga tenaga pendidik yang membutuhkan advokasi kebijakan dan regulasi.
Kepedulian terhadap profesi tenaga kesehatan Indonesia ia salurkan melalui jabatan sebagai Ketua Persatuan Perawat Nasional (PPNI) Jawa Tengah selama dua periode sejak tahun 2010 lalu. Edy berusaha untuk terus mengoptimalisasikan organisasi PPNI ini agar mampu memberikan dukungan pada segala aspek, baik dalam hal kualitas praktek (quality practice) melalui kualitas perawat atau lulusan (quality graduate), kualitas pendidikan (quality school) dan kualitas sistem (quality system). Dan demi menunjang outcome pelayanan, praktek kolaborasi antar profesi kesehatan pun sangat ia tekankan. Supaya pada akhirnya masyarakat dapat menikmati pelayanan efektif dari seluruh kolaborator tenaga medis serta mendapat peningkatan kualitas kesehatan yang lebih baik lagi dalam hidupnya.
‘’Saya suka belajar dan cinta pendidikan, namun untuk dapat berbuat kebajikan bagi kemaslahatan orang banyak, pintar saja tidak cukup. Butuh keberanian dan pengorbanan untuk memperjuangkan hak orang banyak,’’ ujar lulusan program doktor Universitas Gajahmada Yogyakarta itu.
Cinta Desa
Meski memiliki aktifitas yang tinggi, baik sebagai dosen dan pembicara di berbagai Perguruan Tinggi di Semarang dan Indonesia, maupun sebagai ketua organisasi, Edy tetap memilih tinggal di Desa Pepe, Kecamatan Tegowanu, Grobogan. Bahkan ketika memutuskan masuk partai politik untuk maju sebagai calon Legislatif DPR RI pun, ia mengajukan syarat agar ditempatkan di Daerah Pemilihan Grobogan. Sebuah permintaan yang tidak bisa ditawar lagi. Semua karena kecintaan dan kepedulian dia untuk memajukan Grobogan.
“Sekarang saudara-saudara kita di desa banyak yang tidak tahu arah tujuan kebijakan politik bagi mereka. Untuk itulah saya menyadari bahwa modal pintar saja tidak cukup, saya harus mau dan berani, maju mewakili! Salam Sehat dan Sejahtera untuk Semua!’’ tandas dia.
Angka berapapun adalah baik. ‘’Dan alhamdulillah saya mendapat nomor urut ke-3. Sedikit berbagi, angka tiga mengingatkan kita pada kesatuan bangsa. Ya, sila ke-3 dalam pancasila yang berbunyi “persatuan Indonesia” memiliki arti mendalam. Meski berbeda-beda, beragam suku, budaya dan agama, bangsa Indonesia adalah tetap satu. Ingat angka 3, ingat Persatuan Indonesia.’’
Kemudian dengan segala kerendahan hati, ‘’Saya memohon doa restu dan dukungannya agar perjuangan ini dapat berjalan lancar dan menghasilkan kebaikan bagi kita semua. Dari desa untuk desa. Jangan lupa, pilih nomor tiga! DR H Edy Wuryanto SKp MKep.