M Projo Angkasa SKep Ns MKes ; Menemukan Seni dalam Dunia Perawat

Jiwa seni menjadi hasrat terbesar Mohammad Projo Angkasa. Tetapi garis nasib menuntunnya mengarungi dunia keperawatan. Di sinilah, ia menemukan seni dalam wajah yang berbeda.

 

Setamat SMA Muhammadiyah Weleri tahun 1989, Ketua DPD PPNI Kota Pekalongan ini memantabkan diri untuk melanjutkan pendidikan arsitektur. Dunia rancang desain bangunan ini menjadi pilihan sebagai aktualisasi jiwa seni yang mengalir kuat dalam dirinya. Ia bahkan telah diterima di jurusan arsitekur perguruan tinggi swasta di Yogyakarta. Tetapi, pada akhirnya, Projo Angkasa harus mengubur mimpinya, ketika sang ayah, HM Kuyono Adnan (Alm) justru memiliki pilihan yang berbeda. Ia menghendaki dirinya untuk meneruskan pendidikan di keperawatan. Menuruti keinginan sang ayah, Projo Angkasa rela masuk Akademi Perawat Karya Husada, hingga lulus pada 1992. ‘’Orang tua ingin saya bekerja di dunia kesehatan, saya nurut saja, padahal tidak tahu perawat itu apa,’’ cerita dia kepada Media Sehat.

Begitulah, lelaki asal Desa Krengseng, Kecamatan Gringsing, Kabupaten Batang itu kemudian bekerja sebagai perawat di RS Siti Khotijah Pekalongan. Delapan tahun bekerja di kamar operasi. Karirnya menanjak sampai akhirnya dipercaya sebagai koordinator kamar operasi. Tetapi lagi-lagi, ia harus menuruti keinginan ayahnya. ‘’Saat karir saya sudah bagus, ada lowongon PNS sebagai pengajar di SPK. Lagi-lagi orang tua ingin saya melamar pekerjaan itu, Alhamdulillah diterima,’’ ujar  angkatan I Progam Studi Ilmu keper awatan Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang, tahun 2001.

Lulusan SMP Gringsing tahun 1986 mengaku tak bisa melawan kehendak orang tua. ‘’Saya ikuti keinginan mereka, orang tua kasih saran, pasti baik. Kedua pasti didoakan, mungkin Bapak ingin anaknya ada yang bekerja di kesehatan. Terbukti pilihan orang tua tidak salah,’’ sambung lelaki yang mendapatkan gelar ners tahun 2002.

Science & Art

Pada awalnya lulusan Magister Promosi Kesehatan Undip tahun 2010 hanya mengikuti alur hidup bekerja di keperawatan. Tetapi semakin lama mendalaminya, ia semakin terikat. Hingga pada akhirnya menyadari bahwa di dunia perawat, ia menemukan seni dalam wajah yang berbeda. ‘’Ternyata perawat itu merupakan perpaduan Science & art. Seni mendekati pasien, buat pasien percaya. Itu harus ada seninya,’’ ucap lelaki kelahiran Batang, 27 April 1970 itu.

Senyum saja, misalnya, harus dua centimeter kanan dua centimeter kiri. Jadi dunia perawat juga membutuhkan kepiawaian seni berinteraksi dengan pasien. Ini lebih ke seni peran, bagaimana harus bermain peran. Di rumah mungkin punya masalah, tetapi saat di rumah sakit, di klinik, harus konsentrasi pada pasien dan melupakan semua persoalan. ‘’Setelah masuk keperawatan, rasanya nikmat sekali.

Ikhlas, isinya ibadah, dan itu kunci surga. Untuk awalnya memang harus bermain peran dulu, lama-lama muncul nikmat. Kalau pasien percaya, rasanya nikmat sekali,’’ ungkap suami Indah Hikmahwati SKep Ners yang bekerja di RSU Ashari Pemalang. Itulah yang ditularkan ayah dari Jovin Ravid Ramadhan (FK Universitas Gunungjati Cirebon) dan Odni Yasid Rizkillah, kepada mahasiswa. Ia memotivasi mahasiswanya untuk tidak sekadar kuliah, tetapi benar-benar menjiwai seni peran sebagai perawat. ‘’Selain itu, yang penting pasien safety,’’ ujar dosen Keperawatan Medical Bedah Keperawatan Gawat Darurat POLTEKKES KEMENKES Semarang di Pekalongan itu.

Kelas Jauh Ners

Di luar kesibukan mengajar, Projo Angkasa memenuhi amanah sebagai ketua DPD PPNI Kota Pekalongan. Bagi dirinya, tugas organisasi adalah amanat yang harus dikerjakan. ‘’Terima amanat harus bertanggung jawab, tidak boleh tinggal gelanggang colong playu,’’ ujar lelaki yang menjabat ketua untuk periode 2016-2021. Ia selalu menengaskan kepada jajaran pengurus DPD sebagai voluntir bukan karyawan.

Sekalipun demikian, harus mengerjakan tugas-tugas yang dibebankan sebaik-baiknya. ‘’Dapat amanat harus dikerjakan, walau kadang harus dipaido anggota, ya harus dihadapi. Saya harus bisa ngemong anggota dan pengurus, harus bisa mengambil jalan tengah untuk menghindari konflik,’’ ujar dia.

Tahun ini Projo Angkasa pun diserahi tugas institusinya untuk membuka kelas jauh kerja sama dengan organisasi profesi. Program yang dibuka adalah pendidikan ners untuk lulusan D4 atau sarjana keperawatan. ‘’Program ini tentu menguntungkan bagi anggota, karena tidak perlu jauh-jauh untuk mendapatkan gelar ners,’’ tutur dia.

Di luar keperawatan, ia melepaskan kepenatan dengan terabas hutan. Tunggangan kesayangannya trail Suzuki TS. ‘’Ini mengasyikkan, setelah bekerja, refreshing di hutan. Di sini bisa sesuka hati ngegas pol tanpa merugikan orang lain,’’ ujar Projo Angkasa.

Di tempat tinggalnya, Petarukan Pemalang, ia bergabung dalam klub Petarukan Trail Adventure. Berbagai even trabas pun sudah diikuti, seperti di Bandung, Pemalang, Semarang, Brebes, dan banyak tempat lainnya.

Media Sehat, edisi Agustus 2019

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *