PELATIHAN HIPKABI YANG KIAN DIMINATI
Peningkatan kualitas pelayaan dan tuntutan keselamatan pasien menjadi hal yang sangat dijunjung tinggi pada dekade ini, disamping itu kedua komponen tersebut telah masuk dalam komponen International Patient Safety Goal (IPSG), hal itu menuntut para pemberi pelayanan kesehatan khususnya perawat untuk meningkatkan pengetahuan, tetrampilan dan softskill sesuai keahlian yang ia miliki.
Sebanyak 45 orang dari berbagai daerah, Semarang, Bali, Madura dan berbagai kota di Jawa Tengah mengikuti pelatihan Basic Skill Course Operating Room Nurse (BSORN) di Central Java Nursing Center (CJNC), Ungaran pada hari Rabu (19/12)
Kegiatan yang diselenggarakan oleh Himpunan Perawat Kamar Bedah (HIPKABI) Jawa Tengah, memang mendapatkan antusias yang positif dari berbagai kalangan. Kegiatan dihadiri oleh Ketua HIPKABI Pusat Dwi Puji Astuti, SKM, HIPKABI Jawa Tengah Ns Rasmujito, S.Kep, M.H.Kes dan PPNI Jawa Tengah Dr,Untung Sujianto.,S.Kp.,M.Kep
Menurut Dwi Puji Astuti, pelatihan ini merupakan pelatihan lanjutan yang telah bekerja di operating room selama minimal 2 tahun tetapi belum memiiki sertifikasi. Pelatihan dilakukan selama 3 bulan dan melibatkan Rumah Sakit di Semarang baik negeri maupun swasta yang memiliki kriteria tertentu seperti dalam sehari harus memiliki program operasi berjumlah sekian. Karena hal tersebut sangat mempengaruhi ketrampilan dan kompetensi dalam pelatihan ini.
Menurut Rasmujito, HIPKABI memiliki 2 macam pelatihan; 1)sertifikasi melalui Basic Skill Course Operating Room Nurse (BSCORN) bagi yang telah memiliki pengalaman kerja minimal 2 tahun, kegiatan ini dilakukan 4 kali dalam setahun dengan tujuan improvement dan standarisasi terkini; 2)sertifikasi melalui Basic Skill Operating Room Nurse (BSORN) bagi lulusan baru dan telah bekerjasama dengan beberapa perguruan tinggi yaitu Poltekkes Bengulu, Poltekkes Semarang dan Akper Pemprov Jawa Tengah, dimana target dalam kegiatan ini adalah trampil dalam kamar operasi bedah dasar.
Salah seorang peserta asal Bali, Wayan Mengungkapkan ” ini pelatihan yang saya tunggu-tunggu, saya sangat tertarik dengan kamar bedah yang membutuhkan kecepatan berfikir, bekerja dan membutuhkan pengetahuan yang cukup. Kata pepatah semakin jauh kita menuntut ilmu semakin dalam pula ilmu yang didapatkan,”. Ujarnya.
Sementara itu perwakilan Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Jateng, Untung Sujianto menyatakan, bahwa “sistem sertifikasi / credentialing ini sangat penting karena ini merupakan proses memastikan seseorang telah memenuhi standar yang ditetapkan guna pengembangan perawat ke arah spesialis dan pengakuan profesional untuk pemenuhan standar rumah sakit, sehingga perawat memiliki wewenang dalam menangani pasien”.
Punten, mau nanya.. utk pelatihan kamar bedah kpn ya diadakan lg mengingat ini tahun 2017